Di tengah perjalanan, gue tersadar. Saatnya singgah sejenak, gue sudah merasa terlalu lelah. Istirahat sebentar adalah pilihan terbaik saat ini. Sudah tidak sanggup menyembunyikan rasa lelah ini. Saatnya lepaskan topeng “kuat” gue.
Perjalan gue kemarin, banyak sekali bertemu dengan perasaan yang asing. Seperti kecewa, kesepian, amarah yang tidak berkesudahan, perasaan sedih yang menumpuk, emosi yang tertahan sejak lama, dan perasaan orang dewasa lainnya.
Saat singgah ini, satu persatu ikatan tali perasaan yang kusut mulai gue urai satu per satu. Renungkan, relakan dan gue selesaikan. Tak mudah, banyak sekali air mata, senyuman dan tenaga yang terkuras habis. Namun, cukup hari saja. Yuk, harus gue mulai selesaikan di mulai hari ini. Agar mudah menata kembali hidup yang kusut, maju terus ke depan.
Di tengah perjalanan ini, Sang Pencipta dengan baik hatinya mengingatkan gue tentang banyak hal. Gue, sebagai hamba yang egois, sangatlah bodoh memandang hidup belakangan ini. Kemana “Gue” yang dulu itu? Gue kehilangan. Pesan Sang Pencipta untuk gue saat ini adalah “bisa berteman akrab dengan kecewa, agar tidak ada lagi hati yang terasa lebih tinggi. Dan akan sakit sekali jika sekali terjatuh...”
Karena dalam perjalan di dunia ini, Rencana Sang Pencipta lebih indah, daripada hambaNya. Ikuti saja takdir yang ditulikanNya, ubahlah dengan doa dan ikhtiar. Yakinlah, takdir ini baik. Jalanilah dengan banyak syukur, Insya Allah jika dijalani karena Allah dan selalu mengingatNya. Maka Allah azza wa jalla akan selalu mengingat hambaNya dan selalu berada dalam lingunganNya...
Tenangkan diri...
23.08 masih ada waktu, sampai jam 24.00 tengah malam untuk menyiapkan diri kembali melanjutkan perjalanan. Walaupun belum tau kapan dan dimana gue sampai tujuan. Perjalanan panjang ini, akan mulai gue nikmati kejutan kecilnya. Siapkan diri untuk adaptasi lagi. Kecilkan ekspektasi, besarkan ikhlas dalam hati. Ada kalanya, rencana berbelok arah, berputar, atau melihat spion sebentar untuk melihat kebelakang. Namun, mata gue harus terus menatap kedepan. Menerima segala peristiwa yang akan terjadi.
Di tengah perjalanan ini, mari gue lanjutkan lagi. Terima kasih tahun ke-25, lo udah ngajarin gue banyak hal. Hai tahun ke-26, mari kita berteman baik.